Miskonsepsi Orang-Orang Komputer

Kita mungkin sering mendengar kalimat di atas. Mungkin dalam kasus yang lain tapi konteksnya hampir sama saja. Nah, tahukah kalian bahwa pernyataan itu adalah sesuatu yang dimaknai secara salah kaprah? Kenapa? Mari kita coba ulas dan diskusikan dalam tulisan ini.


Sebelum kita mengulas, saya ingin mengajak kalian untuk melihat kembali pengertian deduktif dan induktif dalam penarikan sebuah kesimpulan (sementara).

Dikutip dari Kompas.com, gagasan deduktif adalah paragraf gagasan utamanya terletak di kalimat awal paragraf. Sedangkan gagasan induktif, pargraf utama  berada di akhir kalimat dalam paragraf (Kompas.com, 27/10/2020).

Baik, ulasan ini kita mulai dengan memahami kembali makna gagasan utama dalam bertutur. Dengan begini kita akan dimudahkan untuk melihat kesalahpahaman dalam memaknai sesuatu. Lalu, di mana letak kesalahpahaman tersebut?
Gambar: dokumen pribadi

Untuk membedah pertanyaan di atas, mari kita ambil kembali potongan kalimat dari judul dengan sekaligus melengkapinya.

“Kamu kan guru komputer, pasti bisa benerin laptop saya”.

“Kamu kan IT, tolong benerin komputer saya dong”.

Di atas merupakan contoh-contoh kalimat gagasan yang salah kaprah. Kalian bisa gunakan contoh yang serupa juga.

Kalimat gagasan di atas kalau diperhatikan dengan teliti maka akan ditemui makna tersembunyi, yang sayangnya, kemungkinan besar tidak disadari oleh penuturnya: permohonan yang mengintimidasi. 
Loh, kok bisa?

Bagini, dunia ilmu komputer itu luas. Kalau boleh bersepakat, boleh jadi sama dengan dunia kehidupan manusia. Luas. Meskipun luas tapi memang tetapbada batasan-batasannya.

Baiklah, saya akan coba sedikit menjabarkan apa saja yang ada di dunia ilmu komputer. Dalam ilmu komputer ada ilmu jaringan komputer, sistem informasi, logika dan algoritma, teknik informatika, desain komunikasi visual, desain grafis, bahasa pemrograman komputer, sistem analis, aspek legal (Teknologi, Informasi, dan Komunikasi) atau TIK, dan masih banyak lagi cabang ilmu komputer lainnya.

Dari beberapa cabang ilmu komputer di atas saja masih banyak lagi turunannya. Kalau dipikir-pikir ternyata tidak jauh berbeda dengan dunia kehidupan kita sebagai manusia, iya tho

Dalam disiplin ilmu komputer yang dipelajari dari mulai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sampai dibangku perguruan tinggi sangat kecil kemungkinannya untuk dipelajari semua. 

Seandainya dipelajari, toh saya berani sanksi kalau yang dipelajari hanya meliputi pengetahuan umum saja tentang cabang ilmu yang saya sebutkan di atas. Selebihnya hanya pengembangan diri yang mandiri.

Setelah selesai menempuh pendidikan di ilmu komputer, para lulusan ilmu komputer mungkin boleh berbangga dengan apa yang sudah dipelajarinya. Tapi, itu bukan berarti bahwa mereka tahu segalanya akan dunia ilmu komputer. Percayalah. Mereka (kami) tidak menjadi dewa komputer, atau semacam robot canggih seperti yang orang umum bayangkan dalam gagasannya. Kami tetap manusia biasa yang hanya berkesempatan mempelajari sedikit tentang komputer.

Ada spesialisasi masing-masing lulusan ilmu komputer, yang kemungkinan besar itu adalah hasil dari pengembangan diri. Ada yang mahir dalam pengetahuan jaringan komputer, ada yang memilki keterampilan lebih dalam desain grafis, keterampilan bahasa pemrograman. Semua menemui jalannya masing-masing.

Yang menjadi kemalangan bagi para lulusan ilmu komputer dalam dunia kerja adalah mereka dianggap seolah-olah memiliki otak robot yang mampu mendeteksi dan mendiagnosa semua keluhan sakit mesin yang dinamakan ‘komputer’. Gagasan ini jelas sudah keliru. Salah kaprah.

Mungkin kalian bisa membayangkan betapa hanya menguji ketabahan saja jika orang yang hanya memiliki keterampilan bahasa pemrograman komputer ditodong dengan gagasan intimidasi “kamu kan jago komputer, benerin komputerku dong. Komputernya kadang mati sendiri”. Ranah kasus tersebut lebih baik ditangani oleh orang yang memilki keterampilan dalam perangkat keras (hardware).

Hanya dokter bedah yang mampu melakukan operasi pembedahan tubuh, bukan dokter umum.

Hanya karena kami sering dekat dengan mesin komputer bukan berarti kami bisa melakukan segalanya terhadap komputer. 

Ini menjadi dilema juga bagi seorang pekerja yang menguasai satu disiplin ilmu komputer untuk bisa menyelesaikan semua problematika komputer. Terlebih lagi jika perusahaan yang tidak (mau peduli) permasalahan sebenernya yang terjadi di lapangan.

Jadi, jangan terburu-buru untuk menyampaikan gagasan (intimidasi) ke orang yang kita anggap tahu segalanya.

Saran yang mungkin bisa saya berikan ketika ingin meminta bantuan untuk perbaikan komputernya yang bermasalah adalah dengan menanyakan dulu. Konsultasi. Kemudian mintalah saran, kira-kira siapa orang yang tepat untuk menyelesaikan masalah komputernya.

Barangkai ada pengalaman yang sama dengan cerita di atas? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Python Operators

  Apa yang dimaksud dengan operator dalam bahasa pemrograman Python? Operator merupakan simbol spesial di bahasa pemrograman Python untuk pe...